Berikut trik penulis bagi pembaca yang hendak mendirikan bisnis
warnet bermodal pas-pasan, yaitu dengan memakai sistem operasi Linux Ubuntu(saat artikel ini ditulis versi Ubuntu 8.10 codename intrepid Ibex) .
Beberapa alasannya:
1. Tidak dibebani biaya lisensi software per komputer.
2. Tidak resah terkena sweeping bila memakai Microsoft Windows bajakan.
3. Tidak jengkel dengan ulah virus, karena sampai saat ini Linux belum diserang virus.
Terkait dengan nomer tiga di atas, penulis sering mengamati kondisi
ketika seluruh unit komputer (OS Windows) terserang virus! padahal
pengunjung sedang banyak berdatangan. Betapa menjengkelkan yang akhirnya
hanya merugikan mental diri sendiri. Kecuali anda selalu sedia Chlorpromazine atau Amitriptyline tidak jadi masalah
Alasan klasik enggan migrasi ke Linux yang selalu dikemukakan adalah:
“Takut kehilangan pelanggan karena belum terbiasa dengan tampilan Linux”
Bukankah kita sebagai manusia di ciptakan untuk berpikir kreatif dalam mensiasati sesuatu?
Penulis pernah ngobrol dengan seorang pemilik warnet di suatu petak ruko
sempit di daerah cibinong. Unit komputer hanya 6 (enam) buah. Sistem
Operasi memakai Linux olahan sendiri yang dibuat mirip windows. Pada
waktu penulis mencobanya, duh…leletnya minta ampun! padahal spesifikasi
komputer Pentium 4 2 GHz!!
Ide yang kreatif seperti ini patut diacungi jempol walaupun hasilnya
tidak terlalu memuaskan. Ide yang sepertinya dari dasar pemikiran bahwa
tombol start harus di kiri bawah lalu diikuti tampilan program-program
yang biasa muncul seperti di OS Windows.
(Tombol-tombol distro linux kebanyakan di Kiri atas, kecuali Knoppix)
Dari kasus ini dan pengalaman pribadi, pengunjung warnet dapat dibagi
menjadi dua golongan, dalam hal memulai menjalankan program, yaitu:
1. Langsung dari Shortcut yang terpampang di desktop.
2. Dari Tombol Start di sudut kiri bawah.
(Hal yang tak biasa mungkin seperti penulis, yaitu diawali dengan
membuka drive Data untuk ngubek-ubek hasil simpanan pengunjung untuk
diamankan di Flashdisk pribadi terlebih dahulu, misalnya film-film 3GP,
gambar *sensor* …bla bla dsb -jangan ditiru lho ya..-)
Mungkin diperlukan penelitian ilmiah yang membandingkan prosentase; antara pengunjung yang memulai aktivitas:
1. Dari Shortcut program di desktop, dengan
2. Dari Tombol Start di pojok kiri bawah.
Secara kasar kita bisa menduga bahwa pelaku nomer satu lebih banyak
(kalau tidak mau dikatakan “semua pelaku”) karena nomer dua lebih ribet
khan? kecuali pengunjung yang punya tujuan “lain” tadi
Dengan demikian mudah saja, di Linux Ubuntu diinstal program-program
yang biasa di pakai di Windows; program yang sama atau mirip.
Perhatikan tampilan desktop berikut ini:
Nama-nama Shortcut tidak asing khan?
Walaupun kebanyakan BUKAN PROGRAM yang sama tetapi programnya mirip lalu di rename. sebagai berikut:
- GIMP Image Editor di rename menjadi = GIMP
- XMMS Music Player = winamp
- OpenOffice.org Word Processor = word
- OpenOffice.org Spreadsheet = Excel
- OpenOffice.org Presentation = Powerpoint
- GYachoO! Messenger = Yahoo Messenger
- XChat-GNOME IRC Chat =mIrc
- Tuxguitar = Program tambahan untuk membuat musik (MIDI), ringtone dsb.
Sistem Billing Manual
Cara ini penulis dapatkan sewaktu dinas di Aceh tahun 2005. Didepan meja
operator disediakan kartu nomer Komputer, misalnya 1-10 pada warnet
dengan 10 unit komputer. Pengunjung mengambil kartu lalu operator
mencatat nomer kartu serta jam mulai di atas kertas laporan Harian
(kira-kira dilebihkan 3 menit untuk perkiraan jalan, duduk, menyalain
komputer).
TabelLaporan Harian sebagai berikut:
Hari & Tgl | Kartu | Jam Mulai | Jam selesai | Total | Tambahan (Makanan/Minuman) | Total | Keterangan
Keuntungannya jelas nyata ketika kondisi listrik tiba-tiba mati. Yang kedua, tentu saja gratis.
Semoga bermanfaat.
Sumber: http://genghiskhun.com/panduan-warnet-sederhana-dengan-linux-ubuntu
0 komentar:
Posting Komentar