Selasa, 21 Agustus 2012

Panduan Membuat Warnet sederhana dengan Linux Ubuntu

Berikut trik penulis bagi pembaca yang hendak mendirikan bisnis warnet bermodal pas-pasan, yaitu dengan memakai sistem operasi Linux Ubuntu(saat artikel ini ditulis versi Ubuntu 8.10 codename intrepid Ibex) .



Beberapa alasannya:
1. Tidak dibebani biaya lisensi software per komputer.
2. Tidak resah terkena sweeping bila memakai Microsoft Windows bajakan.
3. Tidak jengkel dengan ulah virus, karena sampai saat ini Linux belum diserang virus.
Terkait dengan nomer tiga di atas, penulis sering mengamati kondisi ketika seluruh unit komputer (OS Windows) terserang virus! padahal pengunjung sedang banyak berdatangan. Betapa menjengkelkan yang akhirnya hanya merugikan mental diri sendiri. Kecuali anda selalu sedia Chlorpromazine atau Amitriptyline tidak jadi masalah :)
Alasan klasik enggan migrasi ke Linux yang selalu dikemukakan adalah:
“Takut kehilangan pelanggan karena belum terbiasa dengan tampilan Linux”
Bukankah kita sebagai manusia di ciptakan untuk berpikir kreatif dalam mensiasati sesuatu?
Penulis pernah ngobrol dengan seorang pemilik warnet di suatu petak ruko sempit di daerah cibinong. Unit komputer hanya 6 (enam) buah. Sistem Operasi memakai Linux olahan sendiri yang dibuat mirip windows. Pada waktu penulis mencobanya, duh…leletnya minta ampun! padahal spesifikasi komputer Pentium 4 2 GHz!!
Ide yang kreatif seperti ini patut diacungi jempol walaupun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Ide yang sepertinya dari dasar pemikiran bahwa tombol start harus di kiri bawah lalu diikuti tampilan program-program yang biasa muncul seperti di OS Windows.
(Tombol-tombol distro linux kebanyakan di Kiri atas, kecuali Knoppix)
Dari kasus ini dan pengalaman pribadi, pengunjung warnet dapat dibagi menjadi dua golongan, dalam hal memulai menjalankan program, yaitu:
1. Langsung dari Shortcut yang terpampang di desktop.
2. Dari Tombol Start di sudut kiri bawah.
(Hal yang tak biasa mungkin seperti penulis, yaitu diawali dengan membuka drive Data untuk ngubek-ubek hasil simpanan pengunjung untuk diamankan di Flashdisk pribadi terlebih dahulu, misalnya film-film 3GP, gambar *sensor* …bla bla dsb :P -jangan ditiru lho ya..-)
Mungkin diperlukan penelitian ilmiah yang membandingkan prosentase; antara pengunjung yang memulai aktivitas:
1. Dari Shortcut program di desktop, dengan
2. Dari Tombol Start di pojok kiri bawah.
Secara kasar kita bisa menduga bahwa pelaku nomer satu lebih banyak (kalau tidak mau dikatakan “semua pelaku”) karena nomer dua lebih ribet khan? kecuali pengunjung yang punya tujuan “lain” tadi :)
Dengan demikian mudah saja, di Linux Ubuntu diinstal program-program yang biasa di pakai di Windows; program yang sama atau mirip.
Perhatikan tampilan desktop berikut ini:
desktop-warnet-ubuntu
Nama-nama Shortcut tidak asing khan?
Walaupun kebanyakan BUKAN PROGRAM yang sama tetapi programnya mirip lalu di rename. sebagai berikut:
- GIMP Image Editor di rename menjadi = GIMP
- XMMS Music Player = winamp
- OpenOffice.org Word Processor = word
- OpenOffice.org Spreadsheet = Excel
- OpenOffice.org Presentation = Powerpoint
- GYachoO! Messenger = Yahoo Messenger
- XChat-GNOME IRC Chat =mIrc
- Tuxguitar = Program tambahan untuk membuat musik (MIDI), ringtone dsb.
Sistem Billing Manual
Cara ini penulis dapatkan sewaktu dinas di Aceh tahun 2005. Didepan meja operator disediakan kartu nomer Komputer, misalnya 1-10 pada warnet dengan 10 unit komputer. Pengunjung mengambil kartu lalu operator mencatat nomer kartu serta jam mulai di atas kertas laporan Harian (kira-kira dilebihkan 3 menit untuk perkiraan jalan, duduk, menyalain komputer).
TabelLaporan Harian sebagai berikut:
Hari & Tgl | Kartu | Jam Mulai | Jam selesai | Total | Tambahan (Makanan/Minuman) | Total | Keterangan
Keuntungannya jelas nyata ketika kondisi listrik tiba-tiba mati. Yang kedua, tentu saja gratis.
Semoga bermanfaat.


Sumber: http://genghiskhun.com/panduan-warnet-sederhana-dengan-linux-ubuntu

0 komentar:

Posting Komentar